Pages

Jumat, 21 Oktober 2011

Pengeringan Bambu

Kandungan air pada bambu cenderung memiliki proporsi lebih besar dibandingkan dengan kayu. Bentuk dan ukuran pori-pori bambu yang lebih besar dari kayu juga ikut mempengaruhi kecepatan pengeringan. Demikian pula dengan proses pengeringan pada bambu, dilakukan persis sama dengan langkah-langkah yang dilakukan pada kayu, hanya saja waktu yang dibutuhkan lebih pendek.

Metode pengeringan bambu sedikit berbeda dengan kayu. Kayu lebih efektif & efisien dikeringkan pada waktu masih berupa papan lembaran atau balok. Sedangkan pengeringan bambu sebaiknya dilakukan 2 kali. Ketika batang bambu masih utuh dengan panjang 3-5 meter pengeringan menggunakan ruang Kiln Dry untuk kayu dengan penyusunan melintang satu sama lain. Pengeringan pada langkah ini untuk menjaga bambu tetap lurus.

Ketika batang bambu selesai dipotong menjadi ukuran panjang komponen(semi-raw material), dilanjutkan dengan pengeringan menggunakan metode vacuum. Batang-batang bambu dimasukkan ke dalam tabung Kiln dengan ukuran lebih kecil. Proses pengeringan kedua ini akan lebih bermanfaat mengurangi resiko jamur pada bambu dan untuk mengeluarkan kandungan air pada bagian tengah batang bambu. Kandungan air tersebut tidak bisa secara maksimal dikeluarkan pada saat pengeringan dengan ruang Kiln Dry.

Bagi usaha furniture bambu yang kecil dan sederhana, sistem vacuum menjadi sebuah investasi yang besar dan belum tentu bisa direalisasikan. Jalan keluar sementara tetap bisa menggunakan sistem Kiln Dry untuk batangan bambu yang kecil dan mengandalkan pengeringan alam untuk batang bambu yang masih utuh.

Pekerjaan yang paling sulit pada pengeringan bambu adalah usaha untuk membuat bambu kering dengan mengeluarkan kandungan air dan getahnya tanpa membuat bambu pecah atau retak.
Salah satu metode alamiah yaitu dengan cara merendam dahulu bambu di dalam air selama 90 hari lalu letakkan di bawah sinar matahari. Kelemahan metode ini adalah waktu dan resiko apabila suhu terlalu panas akan membuat bambu retak.
Selain itu terdapat metode dengan memanasi bambu di atas arang dengan suhu sekitar 120 °C hingga bambu berwarna hijau muda atau kuning kecoklatan. Setelah itu bambu diletakkan di ruang kering selama beberapa hari untuk pengeringan dengan sirkulasi udara. Orang Jepang menyebut metode ini ABURANUKI.


Sumber : http://www.tentangkayu.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar