Pages

Sabtu, 15 Oktober 2011

Kayu Lame (Pulai)

Kayu Lame/Pulai (Alstonia scholaris [L.] R. Br.) yang termasuk suku kamboja-kambojaan, tersebar di seluruh Nusantara. Di Jawa pulai tumbuh di hutan jati, hutan campuran dan hutan kecil di pedesaan, ditemukan dari dataran rendah sampai 900 m dpl. Pulai kadang ditanam di pekarangan dekat pagar atau ditanam sebagai pohon hias. 
Tanaman berbentuk pohon, tinggi 20 - 25 m. Batang lurus, diameternya mencapai 60 cm, berkayu, percabangan menggarpu. Kulit batang rapuh, rasanya sangat pahit, bergetah putih. Daun tunggal, tersusun melingkar 4 - 9 helai, bertangkai yang panjangnya 7,5 - 15 mm, bentuknya lonjong sampai lanset atau lonjong sampai bulat telur sungsang, permukaan atas licin, permukaan bawah buram, tepi rata, pertulangan menyirip, panjang 10 - 23 cm, lebar 3 - 7,5 cm, warna hijau. 
Perbungaan majemuk tersusun dalam malai yang bergagang panjang, keluar dari ujung tangkai. Bunga wangi berwarna hijau terang sampai putih kekuningan, berambut halus yang rapat.  
Buahnya berupa buah bumbung berbentuk pita yang panjangnya 20 - 50 cm, menggantung. Biji kecil, panjang 1,5 - 2 cm, berambut pada bagian tepinya dan berjambul pada ujungnya. Perbanyakan dengan biji atau setek batang dan cabang.

Nama Lokal :
Lame (Sunda), pule (Jawa), polay (Madura). kayu gabus,; pulai (Sumatera).hanjalutung (Kalimantan).kaliti, reareangou,; bariangow, rariangow, wariangow, mariangan, deadeangow,; kita (Minahasa), rite (Ambon), tewer (Banda), Aliag (Irian),; hange (Ternate). devil's tree, ditta bark tree (Inggris).; Chatian, saitan-ka-jhad, saptaparna (India, Pakistan).; Co tin pat, phayasattaban (Thailand)

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Demam, malaria, limfa membesar, batuk berdahak, diare, disentri, ; Kurang napsu makan, perut kembung, sakit perut, kolik, anemia, ; Kencing manis (diabetes melitus), wasir, gangguan haid, bisul,; Tekanan darah tinggi (Hipertensi), rematik akut, borok (ulcer), ; Beri-beri, masa nifas, payudara bengkak karena ASI.;
Pemanfaatan :

Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS : Kulit kayu rasanya pahit, tidak berbau. KANDUNGAN KIMIA : Kulit kayu mengandung alkaloida ditain, ekitamin (ditamin), ekitenin, ekitamidin, alstonin, ekiserin, ekitin, ekitein, porfirin, dan triterpen (alfa-amyrin dan lupeol). Daun mengandung pikrinin. Sedangkan bunga pulai mengandung asam ursolat dan lupeol. Efek Farmakologis dan Hasil Penelitian : 1. Zat aktif triterpenoid dari kulit kayu pulai dapat menurunkan kadar glukosa darah kelinci (Setyarini, Fak. Farmasi Unair, 1987). 2. Ekstrak air kulit kayu pulai secara in vivo dapat menekan daya infeksi telur cacing gelang babi (Ascaris suum) pada dosis 130 mg/ml dan secara invitro menekan perkembang telur berembrio menjadi larva an pada dosis 65 mg/ml (Thresia Ranti, jurusan Farmasi FMIPA ITB, 1 99 1). 3. Pemberian infus 10% kulit kayu pulai dengan dosis 0,7; 1,5 dan 39/kg bb kelinci mempunyai efek hipoglikernik (Sulina, Jurusan Farmasi FMIPA ITB, 1978).

Sumber : http://iptek.net.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar