Pengeringan adalah salah
satu cara yang penting dalam usaha memperbaiki sifat kayu. Pengeringan
yang dilakukan dengan baik, selain memantapkan dimensi juga membebaskan
dari tegangan yang dapat menimbulkan retak, pecah, atau berbagai
perubahan bentuk.
Teknologi pengeringan kayu saat ini yang cukup dikenal ada 4 jenis yaitu
Solar Kiln, Conventional Kiln, Vacuum Kiln dan Dehumidification Kiln.
Solar Kiln
Ada beberapa tipe pengering kayu menggunakan tenaga matahari tapi pada
dasarnya memiliki prinsip yang sama yaitu mengumpulkan energi panas
matahari sehingga mencapai suhu tertentu dan suhu ini digunakan untuk
mengeluarkan air dari dalam kayu. Ukuran dan kapasitas tentu saja
berbeda dengan penghasil energi dari sinar matahari di rumah kita.
Kelemahan
tipe pengering ini adalah kecepatan dan kapasitas pengeringan. Volume
kayu dan lama pengeringan sangat tergantung dengan keberadaan panas
matahari. Untuk di negara yang memiliki empat musim hal ini akan kurang
menguntungkan tapi termasuk jenis pengeringan yang paling murah dalam
hal investasi awal. Oleh karena itulah teknis ini lebih populer di
negara yang memiliki 4 musim.
Conventional Kiln
Pengering Kayu Konvensional menggunakan uap air panas yang didorongkan
ke dalam ruangan dan disirkulasikan oleh kipas ventilasi di dalamnya.
Tipe pengeringan ini hanya mengalirkan uap panas dan kemudian
mengalirkan keluar udara lembab melalui ventilasi yang terdapat di
dalamnya. Proses ini menghasilkan hasil pengeringan dengan kualitas yang
baik karena proses dilakukan secara bertahap dan stabil. Akan tetapi
apabila dibandingkan dengan sistem lain tipe ini membutuhkan energi yang
cukup besar, aliran uap air ke dalam ruangan pengering tidak boleh
terhenti.
Teknis pengeringan ini paling dikenal di Indonesia dan negara asia
lainnya. Terutama pada industri skala menengah ke bawah bahkan industri
rumah tangga.
Vacuum Kiln
Proses berjalan dengan cepat, lebih cepat daripada pengering yang
konvensional karena air di dalam kayu juga menguap dengan cepat sekali.
Ini adalah keunggulan sistem pengeringan vacuum dibanding dengan yang
lain dan masih tetap menghasilkan kualitas yang baik pada kayu yang
dikeringkan.
Kekurangannya
adalah pada ukuran kayu yang dikeringkan tidak bisa besar karena
kapasitas vacuum kiln (tabung) cukup terbatas. Volume total dalam sekali
proses juga jauh lebih kecil daripada kiln konvensional.
Sistem ini mutlak membutuhkan operator yang berkualitas karena tidak
boleh ada kesalahan sama sekali dan berbiaya operasional cukup besar
dibandingkan kiln konvensional. Lagipula biaya investasinya juga besar,
bisa 3 hingga 4 kali investasi kiln dry konvensional.
Jadi mengapa memilih vacuum kiln? Ketika waktu dan lingkungan menjadi
prioritas utama, vacuum kiln adalah pilihan terbaik. Menggunakan tenaga
listrik yang tidak menimbulkan polusi udara sebagaimana kiln
konvensional yang menggunakan kayu atau gas untuk pembakaran.Dehumidification Kiln
Sebagai satu2nya keunggulan sistem ini adalah karena dehumidificaton
kiln mendaur ulang suhu udara panas di dalam ruangan pengering untuk
berputar kembali melalui sela-sela tumpukan kayu. Ini berarti
penghematan energi panas yang pada sistem kiln konvensional senantiasa
mengalir tanpa henti. Kalau di sistem konvensional udara lembab yang
berasal dari penguapan air dari dalam kayu disalurkan/dibuang keluar
melalui ventilasi output, maka dalam dehumidification kiln udara
tersebut dialirkan melalui koil pendingin sehingga uap air terurai
kembali.
Air yang terurai dialirkan melalui saluran khusus pembuangan dan udara
panas mengalir kembali ke dalam ruangan pengering. Apabila suhu udara
berlebih di dalam ruangan, ada fan khusus yang akan mengalirkan suhu
tersebut keluar.
Waktu pengeringan tidak berbeda dengan kiln jenis konvensional, dan cara penanganannya-pun cukup mudah.
Peralatan yang digunakan untuk tipe ini sedikit lebih mahal daripada
tipe konvensional, namun biaya akhir setelah tambahan beberapa komponen
biaya pada saat anda harus membangun boiler (asuransi, pajak dll) sistem
ini lebih murah.
Beberapa metode pengeringan yang sampai saat ini umum dilakukan adalah:
a. Pengeringan alami
Cara
ini seluruhnya mengandalkan faktor alam yaitu sinar matahari,
kelembaban nisbi dan angin. Lama pengeringan bergantung pada iklim.
Kelemahannya yaitu watu pengeringan yang lebih panjang dan kadar air
yang masih terlalu tinggi.
b. Pengeringan dalam dapur pengering (dry kiln)>
Cara
ini menjadi pilihan karena waktu yang relative singkat dan kadar akhir
air yang dicapai dapat disesuaikan dengan keperluan. Faktor penting
dalam cara ini adalah ketepatan pemilihan bagan pengeringan yang
digunakan agar diperoleh waktu pengeringan yang sesingkat mungkin dengan
cacat kayu yang minimal.
Sumber : http://vano-architect.blogspot.com/ http://www.tentangkayu.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar